[InteL86.TV] Yogyakarta.Hari ini (Jumat, 29 Juli) merupakan hari bersejarah bagi TNI Angkatan Udara, karena 75 tahun yang lalu tepatnya tanggal 29 Juli 1947, para Ksatria Muda Angkatan Udara, yakni : Kadet Udara I Suharnoko Harbani, Kadet Udara I Mulyono dan Kadet Udara I Sutardjo Sigit dengan gagah berani berhasil menyerang tangsi militer Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa. Serangan udara ini merupakan aksi balasan atas Agresi Militer Belanda pada tanggal 21 Juli 1947.
Secara terintegrasi operasi penyerangan dimulai sekitar pukul 05.00 pagi menggunakan satu pesawat Guntei dan dua pesawat Cureng yang take off secara berurutan dari Lapangan Udara Maguwo. Pesawat Guntei diawaki oleh Kadet Udara I Mulyono dengan air gunner Dulrahman yang terbang terlebih dahulu menuju Semarang, dengan membawa 400 kg bom. Disusul pesawat Cureng diawaki oleh Kadet Udara I Sutardjo Sigit dengan air gunner Sutardjo dan Kadet Udara I Suharnoko Harbani dengan air gunner Kaput. Dua pesawat Cureng masing-masing dilengkapi dengan bom seberat 50 kg yang digantungkan pada setiap sayapnya dan diback up oleh air gunner yang memangku peti-peti berisi bom-bom bakar.
Setelah misi terlaksana, mereka segera kembali ke Pangkalan Udara Maguwo dengan strategi terbang rendah dan akhirnya sekitar pukul 06.00 pagi, satu persatu pesawat mulai tiba di Pangkalan Udara Maguwo dan segera dilanjutkan strategi penghilangan jejak dengan menyembunyikan pesawat di bawah pohon. Suasana pagi di Pangkalan Udara Maguwo diliputi dengan rasa penuh kebanggaan, suka-cita dan haru karena para pejuang udara telah berhasil melaksanakan tugas mulia sebagai Kesatria Udara dan kembali dengan selamat.
Namun demikian, keberhasilan tersebut harus dibayar mahal, sore harinya Belanda melaksanakan serangan balasan dengan membabibuta karena tidak berhasil menemukan pesawat yang menyerang kedudukannya. Saat Pesawat Dakota VT-CLA yang dipiloti Alexander Noel Contanstine dengan misi kemanusiaan membawa bantuan obat-obatan dari Palang Merah Malaya bersiap mendarat di Pangkalan Udara Maguwo, secara tiba-tiba dan dengan kecepatan tinggi dua pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda memberondong dengan senapan mesin.
Tembakan tersebut tepat mengenai mesin sebelah kiri sehingga pesawat terbakar dan jatuh di pematang sawah Desa Ngoto, Tamanan, Bantul, sebelah selatan kota Yogyakarta. Bangsa Indonesia diliputi suasana duka yang mendalam karena peristiwa tersebut menyebabkan gugurnya tiga perintis Angkatan Udara, yaitu Komodor Muda Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo Wirjokusumo. Untuk menghormati dan mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut, tanggal 29 Juli ditetapkan sebagai Hari Bakti TNI AU dan diperingati secara terpusat di Pangkalan Udara Adisuijipto. Sedangkan tempat jatuhnya pesawat Dakota, dibangun sebuah monumen yang diberi nama “Monumen Perjuangan TNI Angkatan Udara”.
Hari Bakti yang diperingati setiap tanggal 29 Juli, dihayati sebagai bukti pengabdian para pejuang TNI Angkatan Udara yang rela berkorban jiwa raga demi mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Republik lndonesia. Dua peristiwa bersejarah tersebut, menunjukkan betapa heroiknya perjuangan yang mereka lakukan.
Kini, tujuh puluh lima tahun telah berlalu, nilai-nilai luhur dari para pejuang tersebut menjadi teladan bagi para prajurit TNI Angkatan Udara yang bertugas di Akademi Angkatan Udara (AAU) untuk siap sedia melaksanakan perintah dari komando atas. Seperti halnya kepercayaan yang diberikan oleh Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., CSMA., dipilihnya AAU sebagai tempat penyelenggaraan peringatan ke-75 Hari Bakti TNI AU, disikapi oleh seluruh anggota AAU untuk mendukung secara maksimal segala hal, sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan peringatan hari bersejarah yang heroik bagi TNI AU.
Gubernur AAU Marsda TNI EKO D. Indarto,S.I.P., M.Tr.(Han) di sela-sela pelaksanaan gladi bersih (Rabu, 27/7/2022) kembali mengajak seluruh anggota AAU termasuk para Taruna, untuk memberikan yang terbaik dengan mendukung secara maksimal pelaksanaan Peringatan Hari Bakti TNI AU tahun ini. Gubernur AAU juga mengingatkan agar Gladi bersih dilaksanakan dengan sepenuh hati, sehingga dalam pelaksanaan upacara yang sebenarnya dapat berjalan lancar sebagaimana yang direncanakan.(penaau-2022)
