Intel86tv.com | PALEMBANG,-
Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H diperingati Polda Sumatera Selatan (Sumsel ) di Masjid Assaadah Mapolda Sumsel Jalan Jenderal Sudirman KM 3 Palembang , Kamis (16/2/2023).
Peringatan kali ini mengangkat tema dengan hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 Hijriah kita tingkatkan keimanan ketaqwaan dan solidaritas guna mewujudkan Polri yang presisi.
Dalam sambutannya, Wakapolda Sumsel Brigjen Pol.M. Zulkarnain SIK MSI diwakili Karo rena polda Sumsel Kombes Pol Agus Santosa SH SIK mengatakan, Isra Mi’raj merupakan perjalanan yang luar biasa yang dilakukan Rasullulah SAW, yang dengan mata Iman Islamlah kita bisa melihatnya dan meyakininya.
“Kisah perjalanan ini menjadi penting, karena dalam peristiwa Isra Miraj, Nabi mendapatkan perintah dari Allah SWT, yaitu perintah untuk menjalankan salat,” kata Agus Santosa juga mengajak, kepada seluruh anggotanya yang beragama Islam untuk menjalankan salat lima waktu dan salatnya berjamaah di masjid.
“Agus dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan pesan kepada jajarannya. “Tugasmu hanya menjalankan takdir Allah SWT dengan Ikhlas, jangan tanya mengapa, karena Allah tahu yang terbaik untukmu,” jelas Karorena Polda Sumsel
Peringatan Isra Mi’raj di lingkungan Polda Sumsel tahun ini turut dihadiri pejabat utama Polda Sumsel para Wadir,Pamen ,Pama, PNS dan seluruh Perwakilan Satker Polda Sumsel dengan menghadirkan penceramah Ustaz Dr.K.A Bukhori,M.Hum ketua dewan masjid Indonesia Wilayah Sumsel
Dalam hikmah Isra Mi’raj yang dibawakan Dr.K.A Bukhori Abdullah antara lain mengatakan, Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW selain bertujuan untuk menerima perintah salat wajib, juga merupakan bentuk penghargaan Allah kepada Rasulullah SAW yang saat itu mengalami kesedihan yang mendalam akibat wafatnya dua orang terdekatnya, yaitu isterinya Sitti Khadijah dan pamannya Abi Thalib. Suasana duka itu dikenal dengan istilah ammul huzn, tahun kesedihan ujarnya
Walaupun Rasulullah SAW diterpa duka mendalam, namun beliau bersabar dan istqamah dalam menjalankan amanah yang diemban. Beliau (Nabi Muhammad) tidak mencari kompensasi negatif atas derita yang dialami, tetapi semakin menebalkan imannya dan semakin meningkatkan kinerjanya (amaliyah) dalam amar makruf nahi mungkar.
“Atas ketabahan dan istiqamahnya, Allah SWT memberikan reward berupa perjalanan yang luar biasa dalam peristiwa Isra dan Mi’raj. Peristiwa Isra dan Mi’raj memberikan pelajaran bagi umat, bahwa Allah SWT akan memberi gelar hambanya kepada seseorang jika orang tersebut senantiasa hidup dalam nuansa masjid ke masjid. Artinya, seseorang itu selalu menjaga hubungannya secara vertikal kepada Allah dan menjaga hubungan horizontal dengan sesama manusia. Orang seperti inilah yang akan mendapatkan berkah dan diperlihatkan tanda tanda kebesaran Allah SWT atasnya,” jelas Dosen UIN Raden fatah Palembang. (M.Efendi)