InteL86tv.com | Medan – Satu bangunan rumah hangus dilalap si jago merah diduga sengaja dibakar sekelompok orang di tempat Wisata Air Terjun Batu Belah di Jalan Durin Serugun, Desa Durin Serugun, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Lokasi tersebut tak jauh dari Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit. Jarak dari jalan raya Medan – Berastagi ke lokasi hanya 2 kilometer. Peristiwa ini terjadi Kamis (22/6/2023) sekitar pukul 04.00 WIB pagi.
Rumah milik Herman Naibaho (62) dan Supiani (56) ini diduga sengaja dibakar sekelompok orang tepatnya di sebuah tikungan jalan dekat jembatan dan lokasi itu merupakan tempat wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal di hari libur maupun normal.
Selain rumah milik Herman dan Supiani, ada satu pondok yang lokasinya berdekatan turut terbakar akibat ulah sekelompok orang. Selama ini rumah ditempati anak, cucu dan keluarga.
Rumah milik pasangan suami istri ini telah habis terbakar, meski tak ada korban jiwa mereka mengalami kerugian mencapai 500 juta. Saat kejadian hanya ada seseorang adik korban bernama Paman Ginting di dalam rumah. Sementara pemilik sendiri sedang berada di kawasan Pancur Batu.
Tak hanya rumah semi permanen yang hangus terbakar, semua isi habis jadi abu. Saat peristiwa tak ada warga yang bisa menolong karena jarak antara rumah lainnya berjauhan dan hanya Taman Ginting yang ada di lokasi. Akibatnya ia sempat bingung dan ketakutan.
Amatan di lokasi pukul 12.00 WIB, rumah tersebut sudah rata dengan tanah dan hanya tersisa bagian bawah dari tembok batu bata, sedangkan bagian atas telah hangus terbakar. Puing-puing sisa bangunan masih mengeluarkan asap, beberapa barang milik korban hangus dan tidak sempat terselamatkan. Selain itu terdapat pula sejumlah uang turut terbakar berkisar 20 jutaan.
Rumah yang terbakar pun hanya menjadi tontonan warga yang sedang melintas. Ada yang berhenti sembari mengabadikan dengan ponsel miliknya.
Paman Ginting mengatakan dalam posisi tertidur ia hampir terjebak api dan terbakar, namun beruntung karena badan terasa panas ia menyelamatkan diri dan lompat dari tempat tidur.
Lanjutnya, setelah melompat api pun dengan cepat membesar dan membakar rumah yang terbuat dari dinding bambu beratapkan rumbia. Saat itu ia melihat api berasal dari bagian depan rumah karena posisi teras berdekatan dengan tempat tidurnya.
“Jadi dinding rumah terbuat dari bambu, dengan cepat menyambar rumah. Begitu badan terasa panas saya langsung menyelamatkan diri. Api terus membesar dan membakar rumah,” tuturnya.
Ketika kejadian Paman Ginting hanya sendiri dan sempat juga menyelamatkan sepeda motor dari dalam rumah milik pengunjung, sedangkan barang lain terbakar semua dan saat itu hanya bisa pasrah.
“Aku tadi malam didalam hampir terjebak, aku keadaan tertidur badan saya terasa panas dan langsung melompat keluar,” kata Paman Ginting kepada wartawan, Kamis (22/6/2023).
Supiani, selaku pemilik rumah mengatakan sebelum peristiwa naas itu, beberapa bulan sebelumnya juga sudah sempat hendak dibakar oleh sekelompok orang. Dia melihat wajah yang mencoba membakar rumahnya dan mengenal. Kemudian mencium aroma minyak lampu dan pertalite sehingga sangat yakin rumahnya sengaja dibakar. Minyak tersebut dibuang di kandang ayam dekat pintu rumah.
“Sekitar 7 bulan lalu rumah itu sudah pernah mau dibakar pakai minyak. Lalu kedua kalinya terjadi pada hari Selasa, 20 Juni 2023 juga telah dicoba untuk membakar rumahku,” tandas Supiani terbata-bata dengan berlinang air mata.
Pencobaan pembakaran pada Selasa itu, korban sempat mendatangi Polsek Pancur Batu untuk membuat laporan pengaduan. Tiba di Polsek, petugas bersama korban meluncur ke lokasi guna memastikan TKP. Usai polisi mengecek mengatakan bahwa rumah korban bukan karena dibakar melainkan terbakar. Saat itu laporan pengaduan urung dilakukan lantaran akurat sesuai penilaian dari Polsek Pancur Batu.
Dia menegaskan rumahnya tidak terbakar begitu saja, ia menduga sengaja dibakar sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab. Bahkan nama inisial terduga pelaku juga dikantonginya dan akan disampaikan kepada polisi. Ia berharap polisi tidak berat sebelah, tapi bersikap adil menangani kasus tersebut.
Supiani membocorkan inisial nama yang diduga sebagai pelaku pembakaran pada beberapa bulan lalu yakni, DK, D, dan BS. Korban yakin peristiwa pembakaran ini sudah direncanakan dengan inisial yang sama pula.
Korban memohon kepada pihak kepolisian supaya memproses masalah tersebut secara terang benderang dan memenuhi rasa keadilan bagi keluarga, karena ia percaya polisi mampu mengungkap kasus ini.
“Saya mohon kepada Kapolrestabes Medan dan Kapolsek Pancur Batu untuk memberikan rasa keadilan dan memproses kasus ini dengan seterang-terangnya dan seadil-adilnya. Saya percaya polisi mampu menuntaskan masalah ini dan dapat membantu kami keluarga kecil ini,” pungkas Supiani seraya berharap polisi segera menangkap para pelakunya.
Supiani mengatakan dampak yang disebabkan atas kejadian kebakaran itu menyebabkan suami dan anak-anak korban trauma berat. Hal itu terlihat jelas saat korban membuat laporan di SPKT Polsek Pancur Batu, beberapa kali menangis dihadapan petugas tat kala mengingat rumahnya terbakar habis.
Tak hanya itu, dampak lain yang dirasakan korban adalah mereka terpaksa harus tinggal di rumah saudara yang lebih dekat. Sebab, semua harta benda telah habis sekejab. Ia menyebut rumah terbakar bukan karena akibat arus pendek, karena selama ini mereka tidak menggunakan listrik namun menggunakan tenaga surya yang dimiliki.
Ia menyebut peristiwa itu sudah dilaporkannya ke Polisi dengan nomor LP/B/238/VI/2023/SPKT/POLSEK PANCUR BARU/POLRESTABES MEDAN/POLDA SUMUT, tertanggal 22 Juni 2013 sekitar pukul 17.65 WIB dengan pelapor Supiani.
Penulis: Bonni Manullang & PeWarta:TeAm@86Tv