Intel86tv.com | PALEMBANG – Siapa yang tak kenal dengan PT Pupuk Sriwidjaja salah pelopor perusahaan pupuk Urea di Indonesia, yang didirikan pada 24 Desember 1959 di sekitaran wilayah Jalan Mayor Zen Kecamatan Kalidoni Kota Palembang.
Pada awal berdirinya PT Pusri memanglah salah satu perusahaan yang ideal yang menyumbangkan serta mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar bahkan untuk provinsi Sumatera selatan.
Namun, Sejak diusianya yang memasuki usianya yang ke 53 Tahun PT Pusri mulai mendapat perhatiaan khusus dari berbagai kalangan tidak hanya bagi masyarakat sekitarnya tetapi juga dari pemerintah.
Memang pada awalnya produksi yang dilakukan PT Pusri diantara pemukiman warga tidak menjadi sebuah permasalahan besar, itu semua pada awal berdirinya hanya terdapat sedikit masyarakat yang bermukim diwilayah sekitar pabrik.
Sebagai perusahaan yang bergerak sebagai penghasil pupuk urea, pastinya banyak hal yang harus dipersiapkan PT Pusri tidak hanya menyoal pengendalian limbah saja, termasuk keamanan serta keselamatan bagi karyawan pabrik tetapi juga bagi masyarakat sekitar termasuk kota Palembang.
Memang sebagai pabrik utama produksi, tidak jarang PT Pusri mengalami insiden mulai dari yang ringan hingga tergolong mengancam keselamatan orang banyak.
Seperti insiden yang baru – baru ini terjadi, dimana STG Conveyor Batu bara pada Jumat pagi (18/08/2023) pada pukul 01.45 Wib, yang pastinya membuat kehebohan tersendiri tidak hanya bagi masyarakat sekitar pabrik tetapi juga kota Palembang.
Meskipun STG Conveyor bukanlah bukan Main Plant dan hanya unit pendukung operasional pabrik, namun hal itu tidak dapat dianggap enteng atau remeh, mengingat PT Pusri memiliki banyak bahan kimia untuk pembuatan pupuk urea.
Mengingat kejadiaan ini cukup menggemparkan kota Palembang, pastinya mengundang banyak perhatiaan ataupun reaksi dari berbagai kalangan.
Salah satu reaksi keras datang Muhammad Arfani anggota komisi ll DPRD kota Palembang dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Sabtu Pagi (19/08/2023) dirinya merasa perihatin dan khawatir atas terjadinya insiden kebakaran STG Conveyor Batubara PT Pusri.
” Jelas kami cukup prihatin dan khawatir dengan terjadinya insiden kebakaran STG Conveyor Batubara PT Pusri, yang dianggap bisa mengancam keselamatan tidak hanya karyawan atau masyarakat sekitar wilayah pabrik, mengingat banyaknya bahan kimia sebagai bahan pembuatan Pupuk urea”, kata Muhammad Arfani
Dilanjutkannya, Memang sebagai tempat produksi hal seperti ini tidak bisa dihindari, tetapi mengingat seringa terjadinya masalah yang ditimbulkan PT Pusri perlu diadakan evaluasi secara khusus.
Wajar saja jika Muhammad Arfani memahami betul permasalahan yang ditimbulkan oleh PT Pusri, karena selain dari Daerah Pemilihan (Dapil) lll yang meliputi Kecamatan Ilir Timur l, Ilir Timur ll dan Ilir Timur lll, dirinya dan keluarga pun memang berdomisili disekitaran wilayah tersebut.
Diuraikannya (Muhammad Arfani) Tidak hanya menimbulkan pencemaran udara, Air dan Tanah pastinya insiden terbakarnya pabrik menjadi ancaman besar bagi masyarakat kota Palembang mengingat zat kimia yang ada.
Dalam kesempatan ini Muhammad Arfani mengatakan perlu segera melakukan evaluasi terkait keberadaan PT Pusri yang dianggap kurang aman karena berada di wilayah padat penduduk.
” Kini usia PT Pusri yang sudah 53 tahun, sudah seharusnya mendapat evaluasi khusus dari semua pihak tentang kelayakan keberadaanya ditengah wilayah pemukiman padat penduduk, sehingga solusi terbaiknya adalah memindahkan PT Pusri ke wilayah yang lebih aman”, tegas Muhammad Arfani. (Santo)