InteL86tv.com | Nias Selatan – Debat publik ke dua pasangan calon (Paslon) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Nias Selatan (Nisel) telah usai. Kali ini, debat dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nisel di Hall Defnas, Jalan Pramuka, Kelurahan Pasar Teluk Dalam, Kecamatan Teluk Dalam, Nisel, pada Sabtu (9/11/2024).
Pada debat itu, empat paslon saling sentil.
Paslon Idealisman Dachi-Foluaha Bidaya (Ide-Fol) mulanya menyentil Paslon Sokhi-Yusuf terkait pernyataan Ketua Tim Pemenangnya Elisati Halawa sewaktu kampanye di Lasori (Lahusa-Somambawa-Siduaori) yang mengatakan bahwa calon bupati nomor urut 1 Sokhiatulo Laia adalah seorang ahli ekonomi.
Karena menurut Ideal, yang namanya ahli ekonomi itu biasanya punya latar pendidikan tinggi dan baik. Bergelar doktor ataupun profesor, katanya.
“Dalam kampanye di Lasori saudara Elisati sebagai ketua DPRD dan pimpinan pemenangan 01 berkata bahwa calon Bupati 01 ini adalah ahli ekonomi biasanya ahli ekonomi itu adalah memiliki pendidikan tinggi latar belakang pendidikan yang baik, doktor dan profesor. Menurut kami ini adalah sebuah kebohongan yang ditampilkan kepada rakyat,” kata Ideal di sesi tanya jawab.
Kata dia, hal ini perlu diperjelas kepada masyarakat agar tidak terjadi pembohongan.
Respon Sokhiatulo Laia
Calon bupati nomor urut 1 Sokhiatulo Laia merespon sentilan Ideal terkait pernyataan Ketua Tim Pemenangnya Elisati Halawa sewaktu kampanye di Lasori.
“Saya tidak tahu juga dari sudut pandang dia mengatakan ahli ekonomi mungkin dia (Elisati Halawa) kan berpandangan secara pribadi tetapi yang jelas saya tidak ahli ekonomi bukan ahli ekonomi,” tegas Sokhi.
Menurut dia, Elisati Halawa berpandangan secara pribadi terhadap dirinya. “Silahkan ditanya pada sumbernya,” pungkas Sokhi.
Tanggapan Idealisman Dachi
Menanggapi jawaban Sokhiatulo Laia, Ideal sangat menyayangkan perihal ini. Dia beranggapan hal ini sudah jelas adalah sebuah kebohongan yang dibangun kepada masyarakat.
“Kepada seluruh rakyat Nias Selatan sudah jelas ini adalah kebohongan yang dibangun kepada rakyat informasi-informasi yang salah yang diberikan kepada rakyat rakyat diberikan informasi yang menyesatkan rakyat akhirnya paslon 01 tidak membantah bahwa dia bukan ahli ekonomi jadi ini sangat penting, seorang ketua DPRD juga menyampaikan informasi yang salah kepada Paslonnya,” ujar Ideal.
Rakyat bisa menilai apa yang terjadi Nias Selatan selama ini, 2 periode kita dibohongi dengan informasi yang salah sehingga kita selama 2 periode ini mengalami kehancuran terima kasih, ungkapnya mengakhiri.
Tanggapan Sokhiatulo Laia kembali atas pernyataan Idealisman
“Walaupun 03 ber teriak-teriak ini terjadi pembohongan tetapi sumbernya sudah jelas tetapi saya katakan bukan ahli ekonomi secara akademis tetapi mungkin sudut pandang orang berbeda,” elak Sokhi.
Dia menjelaskan, pernyataan seseorang itu menilai saya ahli ekonomi mungkin dirinya melihat dari sebuah perusahaan yang kita pimpin saat ini karena di perusahaan tersebut banyak karyawan yang bergelar S1 dan S2.
“Di perusahaan yang saya pimpin itu, ada S1 S2 itu yang membantu kita bagaimana pelaksanaan dan kelanjutan sebuah perusahaan menjadi berkembang dan mungkin sudut pandang itulah orang mengartikan kita sebagai ahli ekonomi karena di ijazah itu hanya tanda bukan soal berpikirnya belum tentu ijazah itu bisa memikirkan, bisa berpikir untuk pengembangan ekonomi kira-kira begitu penjelasannya,” sanggah Direktur PT Talabu di Pelalawan Riau itu.
Sesi berikutnya, Ideal kembali menyoroti calon bupati nomor urut 2 Firman Giawa tentang prestasi calon bupati tersebut selama dan masih menjabat sebagai Wakil Bupati Nisel.
Ideal menyinggung soal janji kampanye petahana tentang program bibit unggul babi dan pengadaan 1001 kolam. Karena menurut dia, janji tersebut belum dilaksanakan oleh Firman Giawa dan merupakan suatu kebohongan.
Jawaban Firman Giawa
Diketahui Firman Giawa, SH.,MH merupakan Wakil Bupati Nisel aktif berpasangan dengan Hilarius Duha. Karena dirinya maju sebagai calon bupati, Firman dalam posisi cuti sebagai wakil bupati.
Disinggung Ideal tentang programnya bersama Hilarius, Firman menyebut program pengadaan bibit babi sudah dianggarkan walau tidak tersentuh secara menyeluruh.
“1,8 Milyar yang sudah kita anggarkan. Apakah semua tersentuh, tidak. Kami pastikan bahwa posisi struktur anggaran Kabupaten Nias Selatan tidak seperti yang disampaikan jangan kita bodohi masyarakat,” ucap Firman menanggapi soal janji kampanye sebelumnya tentang program pengadaan bibit babi.
Soal 1001 kolam, Firman kembali mempertegas semasa kepemimpinannya bersama Hilarius Duha, sudah terlaksana dengan anggaran 800 juta.
“Ada kelompok yang sudah kita bangun dengan anggaran 800 juga. Apakah semua sanggup, tidak. Itu tergantung kepada posisi anggaran,” tandasnya.
Di tahun 2020 kami dilantik, apa yang kita hadapi covid-19, 2021 apa yang kita hadapi 2022 inflasi. Untuk di 2023 apa yang kita hadapi anggaran untuk Pilkada 2024 maka tidak semua janji-janji itu terlaksana sepenuhnya, imbuh Firman.
Soal prestasi selama jabat wakil bupati, status laporan keuangan Pemerintah Nisel sudah membaik dan terjaminnya kenyamanan ASN dalam bekerja.
“Masalah laporan keuangan kita mungkin di masa kepemimpinan 03 kita selalu disclaimer kalau kita sudah naik status bapak itu menunjukkan bahwa prestasi kami sudah kita mulai kedua masalah ketenangan ASN dalam bekerja,” pungkas Firman sentil balik Ideal selama menjabat Bupati 2011-2016.
Tanggapan Ideal atas jawaban Firman Giawa
Ideal banggakan program pendidikan gratis yang pernah dilaksanakannya selama menjabat Bupati. Kata dia, program tersebut telah dinikmati dan dirasakan secara merata oleh masyarakat.
Menurutnya, programnya tidak sebanding program Firman.
“Membangun rumah sakit di tengah hutan sana bagaimana aksesibilitas kita untuk menggapai kesehatan kepada rakyat dalam melayani. Masa iya sih Rumah Sakit 49 miliar dibangun di tengah hutan apa masuk akal, ini pertanggungjawaban kepada rakyat,” sentil Ideal lagi.
Tanggapan Firman soal penempatan RSUD Nisel
Rumah Sakit Daerah (RSUD) Nisel diketahui berada di Desa Hiliana’a yang berbatasan dengan Desa Hilisondrekha, Kecamatan Teluk Dalam.
Soal keberadaan rumah sakit itu, kata Firman, lokasi tersebut bukanlah hutan. “Kalau itu hutan pasti pemerintah tidak bisa membangunnya, hal ini perlu diluruskan ya. Masyarakat sudah pandai dan jangan kita bodohi dan pengaruhi, mereka bisa membedakan mana hutan dan yang mana bukan hutan,” jelasnya.
Bahkan Firman soroti kepemimpinan Ideal selama memimpin Nisel, yang meninggalkan utang dimana-mana.
“KUrang lebih 10 tahun yang lalu, saya pastikan bahwa di mana-mana ada hutang bapak yang ditinggalkan ya, jujur makanya saya sampaikan tadi bahwa jangan kita membodohi masyarakat jangan kita mempengaruhi masyarakat. Masyarakat sudah menikmati rumah sakit umum daerah yang sudah dibangun pemerintah sekarang,” tandasnya disambut riuh simpatisan.(Tim)